Jangan Takut untuk Menikah...


"Kalau perencanaan pernikahan saja sudah bikin kita pusing tujuh keliling, lalu kemudian kita nikah, alhamdulillah, kita akan berantem terus dengan pasangan," ucap Dr Rose Mini, AP. MPsi di acara MKE Five Star Wedding Exhibition East Meets West Part 2, yang dilangsungkan beberapa waktu lalu di Hotel Ritz-Carlton, Pacific Place, Jakarta. Ungkapan dari Mbak Romy, begitu ia akrab disapa, ini terlontar ketika ia membawakan talkshow bertajuk "Persiapan Mental dan Psikologis Menjelang Pernikahan". Dalam acara tersebut, Mbak Romy mengungkapkan 3 poin yang harus dipersiapkan oleh pasangan yang bermaksud untuk mengucap ikrar untuk hidup bersama.

Satu hal yang ditekankan oleh Mbak Romy di awal talkshow, yakni ketika dua insan bermaksud memasuki gerbang pernikahan, mereka harus tahu dan paham bahwa manusia itu berubah. Menurutnya, pernikahan itu ibarat sebuah paket. Dalam paket tersebut, terdapat dua manusia. Kedua manusia ini bisa berubah karenanya di dalam pernikahan akan selalu ada hal baru yang harus dikejar. Oleh karena itu, sebelum memasuki jenjang pernikahan, masing-masing pasangan harus mengetahui pola perubahan masing-masing,

"Kalau yang satu berubahnya cepat, sementara yang satu mandek, bisa akan ada masalah. Namun, ketika keduanya sudah saling sadar, harus mau saling bantu. Yang berubahnya cepat itu harus mengajak pasangannya untuk belajar dan mencoba mengerti. Jangan lupa untuk mengikuti perkembangan masing-masing," terang Mbak Romy. Hal ini menjadi penting karena ketika terjadi jeda dan masing-masing berkembang dengan keadaan yang berbeda, tak heran akan ada perbedaan persepsi dan pola pikir. Misal, si suami bekerja di dunia yang membuatnya harus bertemu banyak orang, ia akan berkembang dan pola pikirnya pun sedikit-sedikit berubah. Sementara jika si istri tidak mau berusaha untuk keep up dengan perkembangan suami, maka akan sulit untuk bisa mengimbangi, apalagi jika si suami pun tidak mengajak si istri untuk belajar.

Selain mengenai perubahan, Mbak Romy juga mengatakan bahwa pasangan yang ingin naik ke pelaminan harus menyadari bahwa setelah hari pernikahan, maka gaya hidup pun berubah. Yang tadinya terbiasa sendiri, kini segalanya harus dibagi dengan orang lain. Mau saling berbagi adalah satu poin tersendiri. Kebiasaan yang tiba-tiba berubah biasanya bisa menjadi batu sandungan untuk sebagian orang. Mbak Romy mengatakan bahwa keharusan untuk berbagi ini sering kali menjadi penyebab perpecahan rumah tangga.

Ketika ditanya mengapa saat ini banyak terjadi perpecahan dalam pernikahan, Mbak Romy mempertanyakan kembali, "Menurut Anda, mengapa di zaman dulu pernikahan sangat jarang terjadi? Karena di zaman dulu orang tidak ada yang berpikir mengenai perceraian. Yang ada, bagaimana supaya pernikahannya bisa terus berjalan dan memperbaikinya." Ketika kita berbentrokan dengan masalah keluarga, yang terpenting adalah menurunkan ego masing-masing. Kalau belum bisa ditemukan jalan tengahnya, carilah penengah yang bisa memberikan opini obyektif. Begitu pula ketika terjadi pertengkaran saat perencanaan pernikahan, terjadi beda pendapat. Karenanya, penggunaan jasa perencana pernikahan bisa membantu menengahi.

Mengenai persiapan mental dan psikologis menjelang pernikahan, Mbak Romy meramu 3 poin penting yang perlu diketahui pasangan sebelum menginjakkan kaki ke pelaminan dan menukar cincin tanda janji, yakni:
1. Jangan takut akan pernikahan. Sebaiknya sebelum melangkah ke pernikahan, kenali sisi baik dan buruk masing-masing. Karena setelah memasuki pernikahan, akan makin terlihat sifat-sifat yang tadinya tertutup. Jujur akan segala hal dengan pasangan jika ingin pernikahan berhasil.

2. Siapkan diri. Tanya dengan diri sendiri, sudah siapkah untuk berbagi segala hal dengan si pasangan? Siapkah untuk maju bersama? Sebab, untuk bisa maju bersama butuh upaya dan kerja keras, karena si pasangan tidak memiliki pola pikir yang sama dengan kita, perlu kesabaran dan tenaga ekstra untuk mau menyamakan visi.

3. Jangan takut perubahan. Perilaku seseorang bisa diubah. Perilaku bukanlah gen yang tak bisa diubah. Jadi, ketika Anda harus berubah untuk bisa keep up dengan pasangan yang berubah, begitu juga si dia.

Tak ketinggalan pula untuk bisa menjaga ucapan karena apa yang terucap adalah doa. Ketika kita berpikir atau terucap kata pisah, maka yang ada dalam pikiran kita adalah hal itu sebagai titik akhir. Bagaimana menurut Anda, setuju dengan pendapat ini? (Kompas,Selasa, 20/4/2010)

Kebiasaan Kecil yang Mengundang Perpecahan Pasangan



Pernikahan memang memberi ketenangan batin karena kita akan mengarungi kehidupan bersama seseorang yang kita percaya bisa diandalkan dalam segala hal. Namun, dengan segala kesibukan dan hidup, tak heran jika seringkali kita terjatuh dalam masalah pernikahan. Bukan hanya perbedaan pendapat, tapi ketika kita tidak siap dan tidak menjaga hubungan, tak heran pernikahan pun bisa kandas. Apa saja kebiasaan-kebiasaan buruk yang terlihat sepele, tapi bisa menjadi bibit perpisahan antara Anda dan dia?

Tidak menghargai apa yang dimiliki
"Setiap pasangan akan menghadapi rutinitas yang membosankan," kata Sherry Amanstein, terapis pernikahan dan penulis The Complete Marriage Counselor: Relationship-Saving Advice from America's Top 50+ Couples Therapists. Menurutnya, kita seringkali tanpa sadar mendorong pasangan kita menjauh dengan menyuruhnya tidak mengutarakan pendapatnya. Padahal ia butuh mengekspresikan pikirannya. Ketika Anda menjadi orang yang bisa mendengarkan, hal ini akan memberinya semacam pujian dan sarana untuk bisa berkembang. Bagaimana mengatasinya: Bicaralah dengannya sebanyak-banyaknya. Ambil waktu untuk duduk di sebuah kedai kopi sambil bersebelahan. Bicarakan apa pun, misalnya mengenai apa yang sedang Anda sukai saat ini. Jangan heran jika Anda jatuh cinta lagi kepadanya seperti dulu.

Tak cukup seks
Meski frase "tak cukup" akan berbeda dari pasangan ke pasangan lain, Anda berdua pasti tahu jika salah satu malas-malasan dalam berhubungan. Masalahnya, ketika menyangkut seks, kebanyakan pasangan menunggu pasangannya untuk datang dengan sebuah rencana hebat yang seksi, dan ketika rencana itu tak kunjung datang dari si dia, Anda pun akan merasa kecewa. Menghadapinya: Sadarilah, bahwa hubungan Anda dan dia bukanlah sebuah kontes. Tak ada salahnya untuk menjadi yang pertama memulai. Lakukan apa pun yang Anda anggap harus dilakukan untuk menyalakan kembali bara asmara itu. Jika memungkinkan, liburan berdua saja amat disarankan.

Berbohong soal uang
Entah itu dengan mengambil alih soal keuangan, tak berbagi info, atau menutup-nutupi penggunaan uang, merupakan ketidakjujuran finansial yang bisa merusak hubungan emosional. Pasalnya, urusan uang menyangkut tanda kekuasaan dan rasa percaya, terang Dr. Karen Gail Lewis EdD, terapis pernikahan dan penulis Why Don't You Understand? A Gender Relationship Dictionary. Cara menyiasatinya: Sisihkan waktu bersamanya untuk duduk dan membicarakan mengenai keuangan. Diskusikan tujuan jangka panjang bersama dan kebiasaan pengeluaran uang sehari-hari. Tujuannya adalah untuk menyamakan visi dan sama-sama mengetahui keadaan yang sebenarnya. Karena Anda dan dia kan sedang berada dalam tim yang sama.

Tak mendukung karier
Pikirkan kapan terakhir kali Anda mengeluhkan "Kamu enggak pernah di rumah" atau "Kamu nikahin saja kantormu itu"? Sekarang, pikirkan kembali, apakah Anda benar-benar "benci" pekerjaannya, atau Anda marah karena waktu yang ia habiskan bersama Anda dan si kecil sangat sedikit? Atau Anda merasa ia kurang suportif akan gol karier Anda? Salah menaruh amarah atau penyesalan bisa ditanggapi sebagai kurangnya dukungan. Hadapi dengan mengatakan kepada pasangan, apa yang saat ini mengganggu pikiran Anda. Jangan katakan, "Aku benci pekerjaan kamu!" tapi katakan, "Aku berharap kita bisa menghabiskan waktu lebih banyak".

Menggunjingkan pasangan kepada teman-teman
Ada saatnya Anda harus mengeluarkan isi hati dan beban kepada orang lain. Namun, ketika Anda membicarakan tentang pasangan dan hal-hal mendetail dari dirinya, itu akan menjadi hal yang tidak sopan dan malah dalam beberapa kasus, merendahkan. Yang bisa Anda dan pasangan lakukan adalah caritahu apa yang menjadi batasan untuk dibicarakan dengan teman-teman. Soal kebiasaannya mengutak-utik mobil sampai berjam-jam? Boleh. Masalahnya dalam hal seks atau soal pekerjaan? Tidak boleh sama sekali. Menjaga kepercayaan ini akan mempererat hubungan Anda.

Lupa romantis
Anda harus berupaya keras agar si dia mau berintim dengan Anda di malam hari? Jika jawabnya, ya, Anda tidak sendirian. Semua pasangan pasti akan mengalami meredupnya percikan-percikan asmara. Namun, ini tidak berarti bahwa percikan asmara tersebut harus padam. Apa yang bisa Anda lakukan adalah, mencoba melakukan hal-hal kecil untuk menyalakan kembali percikan tersebut. Misal, lewat surat cinta dan tindakan-tindakan manis kecil lainnya. Jangan lupa untuk merawat diri Anda juga. Mungkin terdengar dangkal. Tapi, ketika Anda merawat fisik Anda, berarti Anda juga akan mau merawat hubungan Anda. "Sisihkanlah waktu 5 menit dalam sehari untuk mencium pasangan Anda".


Sumber: WomansDay, Kompas,Kamis, 15/4/2010

Kenali Gejala Sindrom Klinefelter!


Sindrom Kleinefelter sebenarnya dapat dikenali sejak dini melalui gejala-gejala yang tampak. Tanda dan gejala-gejala sindrom Klinefelter sangat bervariasi. Pada beberapa pria, sindrom ini akan menimbulkan dampak besar pada pertumbuhan dan penampilan.

Seperti yang dipaparkan dalam situs Mayoclinic, pada sejumlah kasus, sindrom Klinefelter juga dikaitkan dengan masalah kemampuan belajar dan berbahasa.  Namun begitu, banyak penderita sindrom Klinefelter yang tidak menunjukkan gejala. Pada banyak kasus, kelainan ini tidak dapat didiagnosa hingga mencapai usia dewasa.

Salah satu gejala yang tampak pada remaja pengidap Sindrom Klinefelter adalah keterlambatan dalam memasuki masa pubertas atau masa ketika seorang anak mengalami perubahan fisik, psikis, dan pematangan fungsi seksual.

Berikut ini gejala-gejala sindrom Klinefelter berdasarkan usia :

Bayi : Pada saat dilahirkan, gejala dan tanda awal kelainan ini belum akan tampak. Seiring pertambahan usia, mereka tampak memiliki otot yang lemah. Perkembangan motoriknya pun terlambat. Bayi penderita sindrom ini butuh waktu yang lama untuk mencapai fase duduk, merangkak atau berjalan dibandingkan bayi lainnya.

Remaja : Postur penderita sindrom Klinefelter akan tampak lebih tinggi dan memiliki kaki yang panjang dibanding anak laki-laki lain. Tetapi mereka lebih lambat mengalami masa pubertas dibandingkan remaja lainnya.  Ketika mencapai pubertas, mereka justru punya tubuh yang tidak berotot, tidak banyak tumbuh bulu pada tubuh dan wajahnya dibandingkan remaja lain.

Ukuran testis mereka pun lebih kecil dan keras dibandingkan laki-laki seusianya. Pada beberapa kasus, rendahnya kadar testosteron akibat sindrom Klinefelter dapat menyebabkan pembesaran jaringan payudara (gynecomastia), tulang yang lebih rapuh dan rendahnya tingkat energi. Anak pengidap sindrom cenderung pemalu dan tidak seberani seperti anak lainnya

Dewasa : Penampilan pria penderita sindrom Klinefelter biasanya tampak normal, meskipun postur mereka mungkin lebih tinggi dari rata-rata.  Jika mereka tidak diterapi dengan testosteron, mereka cenderung akan memiliki tulang yang rapuh (osteoporosis). Pria dengan sindrom Klinefelter syndrome biasanya memiliki fungsi seksual yang normal tetapi mereka infertil sehingga tidak dapat membuahi untuk memberikan anak.


Sumber: mayoclinic.com , Kompas,Rabu, 5/5/2010